Hai teman-teman! Kita akan membahas tentang merakit PC. Namun, kali ini kita tidak akan membahas cara merakitnya, melainkan fokus pada pemilihan komponen PC yang tepat, khususnya untuk PC yang digunakan dalam editing video.
Kita akan memilih spesifikasi yang optimal untuk PC yang digunakan dalam Adobe Premiere Pro dan DaVinci Resolve. Meskipun kedua software ini terlihat mirip, kebutuhan hardware-nya sedikit berbeda. Oleh karena itu, pemilihan spesifikasi juga harus disesuaikan.
Di era digital seperti sekarang, dimana video menjadi salah satu media yang paling banyak dikonsumsi, kebutuhan akan PC yang mumpuni untuk editing itu bukan lagi soal gaya hidup, tapi sudah menjadi kebutuhan dasar bagi para content creator, videografer, atau bahkan kalian yang sekadar hobi ngedit-ngedit video. Namun, nggak semua PC diciptakan sama, dan disinilah pentingnya kita memilih komponen yang tepat.
Komponen Penting yang Perlu Diutamakan Editing
- CPU
- Cooler CPU
- Motherboard
- Memory (RAM)
- GPU
- Storage
- PSU
- Case
- Peripheral lainnya
Nah, kalau kebutuhan editing itu kadang-kadang tidak cuma berhenti di situ, ya. Untuk teman-teman yang perlu pakai DaVinci Resolve, biasanya membutuhkan DaVinci Resolve micro panel atau panel-panel yang lebih advance.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan juga kita harus memperhitungkan port-port yang ada di PC itu sendiri, seperti misalnya ada atau tidaknya Thunderbolt, lalu berapa banyak port USB, dan lain-lain. Jadi, itu akan menjadi pertimbangan banget, meskipun tidak terlalu major. Tapi kalau misalnya ada Thunderbolt-nya, itu akan lebih membantu profesi kita sebagai editor.
Alat Editing yang paling banyak memanfaatkan CPU dan GPU
Adobe Premiere Pro
Kalau Adobe Premiere Pro, itu usage yang paling besar ada di CPU, terutama single-core performance dan GPU juga untuk beberapa part, misalnya harus rendering, rendering to outplay, beberapa efek yang berat itu membutuhkan GPU.
Paling membutuhkan CPU, terutama performa single-core dan GPU untuk rendering efek yang berat.
DaVinci Resolve
Jika kita sebagai pengguna DaVinci Resolve, yang harus diperhatikan banget dalam memilih part adalah GPU. CPU juga di sini sangat perlu, karena beberapa part di DaVinci Resolve itu juga butuh CPU.
Lalu, ada juga saat kita lagi nge-track dan lain-lain, itu penggunaannya sangat-sangat CPU banget. Jadi, ingat ya, tadi Premiere itu CPU banget, DaVinci Resolve itu GPU banget. Tentu saja kalau misalnya kita mau merakit harus mempertimbangkan dua hal itu dulu.
Intinya lebih membutuhkan GPU, terutama saat melakukan grading dan rendering.
Tips Memilih CPU dan GPU
CPU
Oke, selanjutnya adalah pertimbangan memilih CPU-nya sendiri, apa yang harus dipakai, sebagai gambaran: kalian keperluannya untuk apa dulu? Kalau misalnya kalian keperluannya untuk editing yang lumayan light untuk content creation, editing video, cutting-cutting, dan lain-lain, yang lebih serius, berikut beberapa rekomendasi spesifikasi:
- Intel Core i5 (11th Gen) cukup untuk editing video ringan hingga content creation.
- Intel Core i7 untuk produksi yang lebih serius, seperti di production house.
- Intel Core i9 adalah pilihan terbaik jika kalian menginginkan performa maksimal.
GPU
- GeForce GTX 1650 untuk kebutuhan dasar.
- RTX 2070 jika ada budget lebih.
- RTX 3090 untuk keperluan yang sangat berat, termasuk 3D rendering.
- RAM: Minimal 16GB untuk editing 4K di Adobe Premiere, lebih baik lagi jika 32GB.
RAM dan Penyimpanan
RAM itu ada minimumnya di aplikasi masing-masing, jadi pilih saja sesuai kebutuhan yaps. Semisal Adobe Premiere mau ngedit 4K, usahakan udah 16GB atau 32GB. Tapi kalau masih sulit, bisa 16GB atau bahkan 8GB juga masih handle.
Pokoknya kalau saya saranin, storage harus pakai SSD untuk sistemnya, karena flow datanya akan jauh lebih kenceng ketimbang kalau pakai HDD. Boleh nggak kalau misalnya kita masih pakai HDD?
Boleh, tapi sebagai secondary storage saja. Jadi misalnya ada 1TB SSD lalu ada 3TB HDD, nah itu bisa dipakai untuk nyimpen data atau misalnya kalian mau main game, itu masih bisa buat menyimpan game dan lain-lain.
Pastikan menggunakan SSD untuk sistem, agar data bisa diakses lebih cepat. HDD bisa digunakan sebagai secondary storage.
Pilih AMD atau Intel?
Nah, kalau saran saya ya tetep pakai Intel. Kenapa? Karena ngedit video itu nggak cuma soal power, tapi lebih ke optimalisasi. Dalam video editing, itu semuanya ya didapat di Intel.
Jadi saya sarankan ya kalau mau yang ambil minimumnya pun, tetap pakai Intel, yang di mana worth it banget untuk video editing.
Dan seperti kalian tahu, kalau misalnya kalian editing, terus sedang buka Task Manager, itu tidak semuanya performanya dilempar ke GPU. CPU dan juga GPU integrated-nya. Nah, di sini juga performanya jauh lebih optimal karena Intel HD-nya itu sudah pakai arsitektur terbaru, yaitu Intel Xe dengan HDMI 2.0 dan juga hardware decoding yang di mana ini udah support layar HDR 4K tiga bersamaan sekaligus. Wow!
Frekuensi
Dan juga untuk frekuensinya, ini sudah 5,3 GHz dan support Intel Thermal Velocity Boost yang di mana CPU-nya di sini kenceng banget dan juga secara termal ini sangat-sangat stabil. Oh ya, benefit lain yang kalian dapat saat kalian pakai CPU high-end kayak gini, kalian mendapatkan fast memory dengan kecepatan DDR4 3200 dan 20 jalur PCIe 4.0.
Optimalisasi memori dan juga storage seperti itu juga sangat membantu dalam proses produktivitas, karena kalau misalnya kerja dengan file-file besar akan otomatis flow datanya, juga sangat banyak dan membantu proses multitasking. Karena bakalan butuh banyak hal yang di jalankan bersamaan dan speed dari RAM-nya juga harus tinggi.
Ketika saya padukan dengan alat-alat seperti DaVinci Resolve, Micro Panel dan lain-lain, ini sangat lancar dipakai dan juga benar-benar optimal untuk bekerja.
Cara Pilih Komponen PC Yang Kompatibel
Ingat, kalau misalnya kita mau pilih parts komponen dari PC yang kita pengen, itu juga harus disesuaikan dengan kebutuhan kita. Jangan cuma asal pilih yang speknya gede atau misalnya cari yang core-nya banyak. Tapi juga dilihat apakah ini kompatibel terhadap software yang akan kita gunakan atau tidak. Karena kalau misalnya makin kompatibel, makin optimal, itu juga akan makin bagus dibandingkan dengan pamer-pameran GHz atau overclock-an.
Memang sebenarnya bagus untuk melihat seberapa jauh CPU bekerja, tetapi itu bukan satu-satunya, karena dalam real-world test-nya itu ada namanya crash, ada yang namanya bottleneck, ada yang namanya rendering yang nggak sesuai dengan yang kita inginkan. Nah, itu semua bisa dicek dengan sistem yang memang benar-benar bagus.
Kalau saran dari website resmi itu ditulis minimalnya apa saja dan yang direkomendasikan untuk apa, mending pakai sesuai rekomendasi di web resminya saja, daripada coba custom-custom sendiri, yang ditakutkan di tengah jalan crash dan lain sebagainya. nanti rakit PC-nya akan sia-sia dan buang-buang budget.
Jadi, Pilihlah barang dengan bijak, tentunya dengan spek-spek yang kompatibel.
Post a Comment