iGN1oVgahjfijatzN0hKToMJQUmqGVmzK9vuudig

Tips Digital Marketing Photography

Photography

Kali ini saya ingin berbagi tips tentang bagaimana memulai dan mengembangkan bisnis fotografi, khususnya di niche wedding photography dan beberapa genre fotografi lainnya seperti interior, arsitektur, fashion, portrait, hingga komersial.

Bagi kalian yang tertarik untuk memulai bisnis di bidang photography, baik itu wedding photography atau genre lainnya, penting untuk memahami bahwa membangun brand dan meluncurkan produk ke pasaran bukanlah sesuatu yang instan. 

Tidak ada yang namanya langsung viral, followers melimpah, atau penjualan tinggi sejak hari pertama. Semua harus melalui proses dan strategi yang matang. Nah, dalam dunia photopreneur, umumnya ada empat fase penting yang harus kita lalui untuk mencapai kesuksesan bisnis.

Simak Tips Bisnis Photography Dengan Menggunakan Strategi Digital Marketing

1. Introduction - Mengenalkan Brand dan Produk ke Pasar

Pada fase pertama ini, fokus utama kita adalah memperkenalkan brand dan produk atau jasa yang kita tawarkan. Jika kalian baru merintis, jangan heran jika masih sedikit yang mengenal brand kalian, followers di media sosial masih minim, dan portfolio juga belum banyak. Ini wajar karena pada fase ini, kita baru memulai langkah awal dalam bisnis.

Tips di Fase Introduction:

  1. Bangun Brand Awareness: Konsisten dalam memposting karya atau portfolio di media sosial seperti Instagram, Facebook, atau website pribadi. Setiap konten yang diunggah harus mencerminkan identitas brand kalian.
  2. Penawaran Harga Kompetitif: Di awal perjalanan, kita bisa menawarkan harga di bawah pasaran untuk menarik klien dan membangun portfolio. Bahkan, jika memungkinkan, kita bisa menawarkan fotografi gratis untuk teman atau keluarga agar mendapatkan portofolio berkualitas.
  3. Minta Review dari Klien: Setelah menyelesaikan proyek, mintalah ulasan dari klien dan pastikan ulasan tersebut tampil di media sosial atau website. Ulasan sangat penting untuk membangun reputasi dan meningkatkan kepercayaan calon klien.

Pada fase ini, sebagai pemilik bisnis, kita juga sering kali harus menjalankan semua aspek bisnis sendirian. Mulai dari fotografer, editor, admin, hingga pemasaran. Hal ini biasa terjadi di awal perjalanan bisnis.

2. Growth – Pertumbuhan dan Kenaikan Penjualan

Setelah brand mulai dikenal dan produk kita diterima di pasar, kita akan memasuki fase growth. Di fase ini, penjualan mulai meningkat, portfolio bertambah, dan followers di media sosial mulai bertumbuh. Namun, jangan heran jika persaingan juga semakin ketat. Di fase ini, kita perlu melakukan beberapa strategi untuk menjaga pertumbuhan yang stabil.

Strategi di Fase Growth:

  1. Tingkatkan Skala Pemasaran: Jika sebelumnya kita hanya mengandalkan promosi organik, kini saatnya meningkatkan investasi di iklan berbayar seperti di Facebook, Instagram, atau Google Ads. Iklan berbayar ini dapat membantu menjangkau audiens yang lebih luas.
  2. Perkuat Branding: Buat branding yang lebih kuat dan berbeda dari kompetitor. Misalnya, melalui logo yang menarik, tagline yang unik, atau bahkan desain visual yang mencerminkan karakter brand kita.
  3. Membangun Tim: Di fase growth, penting untuk mulai membangun tim yang kompeten agar kita bisa lebih fokus pada pengembangan bisnis. Dengan tim yang kuat, bisnis bisa berjalan lebih efisien dan kita tidak perlu lagi mengurus semuanya sendirian.

Seiring dengan pertumbuhan bisnis, harga jasa yang kita tawarkan juga bisa mulai dinaikkan sesuai dengan kualitas layanan dan portfolio yang semakin banyak. Dengan peningkatan followers dan brand awareness, margin keuntungan akan ikut naik.

3. Maturity – Bisnis di Puncak Kesuksesan

Ketika bisnis mencapai fase maturity, kita berada di puncak kesuksesan. Penjualan sedang tinggi-tingginya, dan brand kita sudah dikenal luas. Namun, meskipun berada di puncak, tantangan tetap ada. Kompetitor akan semakin banyak, dan pasar bisa menjadi jenuh jika kita tidak terus berinovasi.

Langkah-langkah di Fase Maturity:

  1. Inovasi Terus Menerus: Agar tetap relevan di pasar, kita harus terus berinovasi, baik dari sisi produk, jasa, maupun strategi pemasaran. Inovasi ini bisa berupa peluncuran produk baru, penawaran layanan unik, atau kolaborasi dengan vendor lain.
  2. Berikan Pengalaman Emosional kepada Klien: Selain memberikan layanan yang baik, penting juga untuk membangun hubungan emosional dengan klien. Misalnya, dengan memberikan souvenir khusus, kartu ucapan personal, atau pengalaman berkesan lainnya.
  3. Adaptasi Teknologi Baru: Di era digital, adaptasi terhadap teknologi baru sangat penting. Kita harus terus mengikuti perkembangan media sosial, SEO, dan strategi pemasaran digital lainnya agar tidak tertinggal oleh kompetitor.

4. Decline – Penurunan dan Tantangan Bisnis

Jika kita tidak mampu mempertahankan inovasi dan adaptasi di fase maturity, bisnis kita bisa mengalami penurunan. Fase ini disebut dengan fase decline, di mana penjualan mulai menurun, followers stagnan, dan brand kita mulai dilupakan oleh audiens. Fase ini bisa sangat berbahaya jika tidak diantisipasi.

Cara Menghindari Fase Decline:

  1. Lakukan Evaluasi Bisnis Berkala: Selalu lakukan evaluasi terhadap kinerja bisnis. Apa yang perlu diperbaiki? Bagaimana cara meningkatkan penjualan? Evaluasi ini penting untuk memastikan bisnis tetap berjalan sesuai target.
  2. Buat Promosi yang Menarik: Mengadakan promosi khusus atau acara yang menarik bisa membantu menjaga minat konsumen terhadap brand kita. Misalnya, mengadakan personal exhibition atau promo diskon untuk event tertentu.
  3. Kolaborasi dengan Brand Lain: Kerja sama dengan brand lain atau vendor lain bisa membuka peluang baru dan meningkatkan brand exposure.

Penutup

Membangun bisnis fotografi, terutama di niche seperti wedding photography, memang penuh tantangan. Namun, dengan memahami keempat fase bisnis—introduction, growth, maturity, dan decline—kita bisa lebih siap dalam menghadapi setiap tahapan.

Pada akhirnya, yang paling penting adalah kita harus selalu berinovasi, adaptif terhadap perubahan, dan berani menghadapi persaingan. Bisnis fotografi, terutama wedding photography, adalah industri yang menjanjikan namun sangat kompetitif. Oleh karena itu, selain skill teknis, kita juga harus memiliki pemahaman yang baik tentang strategi bisnis yang tepat agar bisa bertahan dan terus berkembang.

Post a Comment